Kamis, 04 Oktober 2007

idul fitri

Idul Fitri (atau lebih dikenal dengan istilah Lebaran) adalah hari raya umat Islam, yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi.

Cara menentukan 1 Syawal juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda.

Pada tanggal 1 Syawal, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan menyelenggarakan Shalat Ied bersama-sama di masjid-masjid yang ada, bahkan sering tidak tertampung sehingga juga dilakukan di tanah lapang dan jalan raya (terutama di kota besar), seperti halnya ketika Idul Adha.

Umat Islam di Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya utama, momen untuk berkumpul kembali bersama keluarga, apalagi keluarga yang karena suatu alasan, misalnya pekerjaan atau pernikahan, harus berpisah. Mulai dua minggu sebelum Idul Fitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang paling utama adalah Mudik atau Pulang Kampung, sehingga pemerintah pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui.

biOgRaphy Of bLInk182

Blink-182 consists of Mark Hoppus, Tom Delonge and Travis Barker.

Mark was born on March 15, 1972, in California. When he was 14. his parents divorced and he went to live with his dad in Washington.His dad gave him his first bass and amp when he was 15, in return for helping to paint his house. He origionally wanted to be a highschool english teacher. Mark has the least number of tatoos/piercings in the band, with just a nipple ring and his left ear pierced. He used to smoke, but doesn't anymore.

Tom was born on December 13, 1975, in San Diego. Ever since he was young, he has believed that aliens exist. He got a computer solely for the purpose of looking up internet sites about aliens. While he was growing up, Tom was used to hard work. He spent time working on a construction site, and also at Gary's Chicken and Ribbs in his hometown, Poway. He appeared in the movie Idle Hngs as a fast food employee, and got to say 1 line.

Travis was born on November 14, 1975. He has been playing the drums ever since he was young, and got his first drum set as a young boy. He is a highly skilled drummer, and has played in a wide variety of bands before joining blink. He was previously with the ska band, 'the aquabats', where he played under the name 'Travis Baron von Tito'. He has tatoos and piecings all over his body, which have a lot of meaning to him. He also runs his own shop called 'Famous Stars and Straps'.

The legend that is blink-182 started way back in 1992, by Mark Hoppus (bass, vocals), Tom Delonge (guitar, vocals) and Scott Raynor (drums). Origionally just called blink, they were forced to change their name when an Irish techno band also called blink threatened to sue them. Although there are countless rumours of what the 182 stands for, ranging from the number of times certain words are said in movies to numbers that relate to where they live to the number of times that they have performed various sexual acts, the truth is that it is really just a number that they choose pretty much at random and thought sounded good.

Mixing fast, melodic punk with brutally honest, from the heart lyrics, they convert almost everyone who hears their music to fans. In 1995, they released their first full album, Cheshire Cat. Dude Ranch followed in 1997, and this was the first album to gain widespread commercial success. Scott left the band this year to go back to college, and he was replaced by Travis Barker, previously of the Aquabats. The change from Scott to Travis was made easier by the fact that they had been friends with Travis for a while already and he already knew most of their songs. They have always spent a lot of time touring in the surf/skate/punk scene, with bands such as NOFX, Pennywise, Less than Jake and the Vans Warped Tour.

Around the end of 98, blink decided to stop touring and started work on their next album, Enema of the State. This gained even more commercial exposure than Dude Ranch, and helped expose the band to whole new groups of listeners. And the reasoning behind the title? According to Mark Hoppus, "In order to maintain good health, your body must be able to eliminate food and bodily waste. Your colon, together with your lungs, skin and kidneys are designed to accomplish this essential task by elimination of toxins in the intestines, blood and lymph systems." Continues Tom Delonge, "the process of digestion from ingestion of food to defecation, normally takes between 12 to 24 hours assuming that the colon is fully functional and non-toxic. Irregular or infrequent bowel movements can allow toxic residues to remain in the colon". Travis Barker concludes, "it is very rare in this society, to find normal function of a healthy colon. For abnormal function, colon hydrotherapy or enemas - as they are commonly known - are recommended. And this is what we need to tell the kids take care of your colon and your colon will take care of you".

seBUah pRinsiP

“Jangan mau jadi pengecut! Hidup sekali harus berarti, ada yang berubah, ada yang bertahan, karena zaman tak bisa dilawan. Yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan”

kEhiDUPAn seBUAh ciNTa

MUSIM BUNGA

Marilah, sayang, mari berjalan menjelajahi perbukitan, Salju telah cair dan Kehidupan telah terjaga dari lenanya dan kini mengembara menyusuri pegunungan dan lembah-lembah, mari kita ikut jejak-jejak Musim Bunga, yang melangkaui Ladang-ladang jauh, dan mendaki puncak-puncak perbukitan tuk menadah ilham dari aras ketinggian, di atas hamparan ngarai nan sejuk kehijauan.

Fajar Musim Bunga telah mengeluarkan pakaiannya dari lipatan simpanan, dan menyangkutnya pada pohon pic dan sitrus , dan mereka kelihatan bagai pengantin dalam upacara tradisi Malam Kedre..

Sulur-sulur daun anggur saling berpelukan bagai kekasih Air kali pun lincah berlompatan menari ria, di sela-sela batuan, menyanyikan lagu riang.

Dan bunga-bunga bermekaran dari jantung alam, Laksana buih-buih bersemburan, dari kalbu lautan

Kemarilah, sayang: mari meneguk sisa air mata musim dingin, dari gelas kelopak bunga lili, dan menenangkan jiwa, dengan gerimis nada-nada curahan simfoni burung-burung yang berkicauan dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan

Mari duduk di batu besar itu, tempat bunga violet berteduh dalam persembunyian, dan meniru Kemanisan mereka dalam pertukaran kasih rindu.


MUSIM PANAS

Mari pergi ke ladang, kekasihku, karena Musim menuai telah tiba, dan cahaya surya
Telah memanggang gandum kuning-kekuningan.

Mari kita mengerjakan hasil bumi, sebagaimana semangat kegembiraan menyuburkan butir gandum dari benih cinta-kasih, yang tertanam dalam sanubari. Mari mengisi guni kita dengan limpahan hasil bumi bagai kehidupan mengisi penuh rongga hati, dengan harta kekayaan tak terperi, mari, jadikan bunga-bunga alas tilam kita dan langit biru selimut kita sandarkan kepala di bantal harum jerami, mari kita berehat setelah bekerja sepanjang hari, sambil mendengar bisik gemercik air sungai yang menyanyi.


MUSIM GUGUR

kita pergi memetik anggur di perkebunan dan memerah sari buah segar dan menyimpannya di jambangan tua sebagaimana jiwa menyimpan ilmu pengetahuan Abad-abad lalu, dalam gedung keabadian.

Dan sekarang mari pulang, kerna sang bayu telah menerbangkan daun-daun kuning dan mengisar bunga-bunga layu yang membisikkan dendang kematian pada Musim Gugur mari pulang, kekasihku abadi, karena burung-burung telah terbang bagi perjalanan migrasi menuju kehangatan meninggalkan padang yang dingin dan kesepian. Bunga mirtel dan melati pun telah lama mengeringkan air matanya.

Mari kembali, sebab anak sungai yang sayu telah kehabisan lagu, dan sumber air yang lincah telah membisu, enggan mengucapkan kata perpisahan. Sedang bukit-bukit tua telah mulai melipat pakaiannya yang berwarna-warni.

Mari, kekasihku; Alam telah letih, Ia bersemangat melambaikan selamat tinggal dengan dendangan sayup dan ketenangan.


MUSIM DINGIN

Dekatlah ke mari,oh teman sepanjang hidupku, dekatlah padaku, dan jangan biarkan sentuhan Musim Dingin, mencelah di antara kita. Duduklah disampingku di depan tungku, sebab nyalaan api adalah satu-satunya nyawa musim ini.

Bicaralah padaku tentang kekayaan hatimu, yang jauh lebih besar daripada unsur Alam yang menggelodak di luar pintu. Palanglah pintu dan patri engselnya, sebab wajah angkasa menekan semangatku dan pemandangan ladang-ladang salju menimbulkan tangis dalam jiwaku.

Tuangkan minyak ke dalam lampu, jangan biarkan ia pudar, letakkan dekat wajahmu, supaya aku boleh membaca dalam tangis apa yang telah ditulis pada wajahmu tentang kehidupan kau bersamaku..

Berilah aku anggur Musim Gugur, dan mari minum bersama sambil mendendangkan lagu kenangan pada ghairah Musim Bunga dan layanan hangat Musim Panas, serta anugerah tuaian dari Musim Gugur.

Dekatlah padaku, oh kekasih jiwaku; api mendingin dalam tungku, menyelinap padam nyalanya satu-satu, dari timbunan abu dakaplah aku, sebab aku ngeri akan kesepian. Lampu meredup, dan anggur minuman membuat mata sayu mengatup. Mari kita saling berpandangan, sebelum mata tertutup.

Cari aku dengan rabaan, temui daku dalam pelukan lalu biarkan kabus malam merangkul jiwa kita menjadi satu Kucuplah aku, kekasihku, karena Musim Dingin, telah merenggut segala, kecuali bibir yang berkata: Engkau dalam dakapan, oh Kekasihku Abadi, Betapa dalam dan kuat samudera sana, Dan betapa cepatnya subuh…

caeRIta teNTAng Dua keINgINAn

Di keheningan malam, Sang Maut turun dari hadirat Tuhan menuju ke bumi. Ia terbang melayang-layang di atas sebuah kota dan mengamati seluruh penghuni dengan tatapan matanya. Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang melayang-layang dengan sayap-sayap mereka, dan orang-orang yang terlena di dalam kekuasaan sang lelap.

Ketika rembulan tersungkur kaki langit, dan kota itu berubah warna menjadi hitam legam, Sang Maut berjalan dengan langkah tenang di tengah pemukiman — berhati-hati tidak menyentuh apapun — sampai tiba di sebuah istana. Dia masuk dan tak seorang pun kuasa menghalangi. Dia tegak di sisi sebuah ranjang dan menyentuh pelupuk matanya, dan orang yang tidur itu bangun dengan ketakutan.

Melihat bayangan Sang Maut di hadapannya, dia menjerit dengan suara ketakutan, “Menyingkirlah kau dariku, mimpi yang mengerikan! Pergilah engkau makhluk jahat! Siapakah engkau ini? Dan bagaimana mungkin kau masuk istana ini? Apa yang kau inginkan? Minggatlah, karena akulah empunya rumah ini. Enyahlah kamu, kalau tidak, kupanggil para budak dan para pengawal untuk mencincangmu menjadi kepingan!”

Kemudian Maut berkata dengan suara lembut, tapi sangat menakutkan, “Akulah kematian, berdiri dan membungkuklah kepadaku.”

Dan si kaya berkuasa itu bertanya, “Apa yang kau inginkan dariku sekarang, dan benda apa yang kau cari? Kenapa kau datang ketika pekerjaanku belum selesai? Apa yang kau inginkan dari orang kuat seperti aku? Pergilah sana , carilah orang-orang yang lemah, dan ambillah dia! Aku ngeri oleh taring-taringmu yang berdarah dan wajahmu yang bengis, dan mataku bergetar menatap sayap-sayapmu yang menjijikan dan tubuhmu yang memuakkan.”

Setelah diam beberapa saat dan tersadar dari ketakutannya, ia menambahkan, “Tidak, tidak, Maut yang pengampun, jangan pedulikan apa yang telah kukatakan, karena rasa takut membuat diriku mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya terlarang. Maka ambillah emasku seperlunya atau nyawa salah seorang dari budak, dan tinggalkanlah diriku… Aku masih memperhitungkan kehidupan yang masih belum terpenuhi dan kekayaan pada orang-orang yang belum terkuasai. Di atas laut aku memiliki kapal yang belum kembali ke pelabuhan, dan pada hasil bumi yang belum tersimpan. Ambillah olehmu barang yang kau inginkan dan tinggalkanlah daku. Aku punya selir, cantik bagai pagi hari, untuk kau pilih, Kematian. Dengarlah lagi : Aku punya seorang putra tunggal yang kusayangi, dialah biji mataku. Ambillah dia juga, tapi tinggalkan diriku sendirian.”

Sang Maut itu menggeram, engkau tidak kaya tapi orang miskin yang tak tahu diri. Kemudian Maut mengambil tangan orang itu, mencabut kehidupannya, dan memberikannya kepada para malaikat di langit untuk memeriksanya.

Dan maut berjalan perlahan di antara orang-orang miskin hingga ia mencapai rumah paling kumuh yang ia temukan. Ia masuk dan mendekati ranjang di mana tidur seorang pemuda dengan kelelapan yang damai. Maut menyentuh matanya, anak muda itu pun terjaga. Dan ketika melihat Sang Maut berdiri di sampingnya, ia berkata dengan suara penuh cinta dan harapan, “Aku di sini, wahai Sang Maut yang cantik. Sambutlah ruhku, impianku yang mengejawantah dan hakikat harapanku. Peluklah diriku, kekasih jiwaku, karena kau sangat penyayang dan tak kan meninggalkan diriku di sini. Kaulah utusan Ilahi, kaulah tangan kanan kebenaran. Jangan tinggalkan daku.”

“Aku telah memanggilmu berulang kali, namun kau tak mendengarkan. Tapi kini kau telah mendengarku, karena itu jangan kecewakan cintaku dengan peng-elakan diri. Peluklah ruhku, Sang Maut terkasih.”

Kemudian Sang Maut meletakkan jari-jari lembutnya ke atas bibir yang bergetar itu, mencabut nyawanya, dan menaruhnya di bawah sayap-sayapnya.

Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang — ke dunia — dan dalam bisikan ia berkata, “Hanya mereka yang di dunia mencari Keabadian-lah yang sampai ke Keabadian itu.”

Ibu............

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.

Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.

Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.

Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.

Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.

Penuh cinta dan kedamaian.